Profile dan Sejarah Lahirnya Harian Serambi Indonesia

aceh.my.id - Berawal, harian ini bernama Mingguan Mimbar Swadaya yang dipimpin oleh M Nourhalidyn (1943-2000).  Manajamen yang kurang baik pada masa itu, membuat mingguan yang berdiri pada 1970-an tersebut sering tak terbit.

Tak ingin, korannya mati, M Nourhalidyn kemudian bersama sahabatnya Sjamsul Kahar yang juga wartawan KOMPAS di Aceh, mencoba menjajaki kerjasama dengan harian KOMPAS Jakarta. Alhasil duet Nourhalidyn – Sjamsul Kahar berhasil meyakinkan harian terbesar di Indonesia itu. Dan tepat pada 9 Februari 1989, mingguan Mimbar Swadaya akhirnya menjelma menjadi harian Serambi Indonesia. M Nourhalidyn duduk sebagai Pemimpin Umum dan Sjamsul Kahar sebagai Pemimpin Redaksi.


Sumber Gambar : aceh.tribunnews.com

Dalam sejarahnya, Serambi sempat berhenti terbit karena diancam oleh Gerakan Aceh Merdeka, karena berita-beritanya dianggap lebih menguntungkan pihak TNI. Namun, hal itu dapat dilaluinya. Pada saat tsunami meluluhlantakkan Aceh pada Desember 2004, Serambi pun ikut menjadi korban.

Kantornya yang megah berikut mesin cetaknya di kawasan Desa Baet, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, hancur lebur. Tak kurang 55 karyawan, 13 diantaranya adalah redaktur dan wartawan senior hilang dihempas tsunami. Mereka pun terpaksa berhenti terbit.



Namun pada 1 Januari 2005 Serambi kembali ke pasar dengan menggunakan mesin cetak miliknya yang ada di kota satelit Lhokseumawe.

Kantor yang baru berada di kawasan Bandara Lambaro, Aceh Besar, Banda Aceh dan juga telah melakukan rekruitmen tenaga redaksi yang baru. Kini harian telah bertiras 40 ribu ex perhari itu dipimpin oleh Sjamsul Kahar, sebagai Pemimpin Umum dan Mawardi Ibrahim, sebagai Pemimpin Redaksi.

Bisnis Serambi, kini melebar dengan memiliki harian lainnya bernama PROHABA. Harian ini sehari-hari terbit dengan oplah 20ribu ex. Serambi juga terjun ke bisnis radio Broadcasting dengan mendirikan Serambi FM.

Radio yang bertagline Lagu na Brita na ini bisa dipantau melalui frekuensi FM 90.2 MHz atau melalui live streaming di urlhttp://live.serambiFM.com .

Di sisi lain, sesuai dengan visi perusahan yaitu Mencerdaskan Bangsa, Serambi juga mendirikan Toko Buku Zikra. 

Toko buku ini ikut menjadi korban dalam gempa dan tsunami. Dan karena kebutuhan masyarakat yang haus terhadap bacaan yang bermutu, managemen memutuskan membangun kembali toko buku tersebut dengan lebih besar, lebih lengkap dan lebih megah dan bersalin nama menjadi Toko Buku New Zikra.

Sementara itu, dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi, Groups Serambi yang juga sudah memiliki kanal berita online di www.serambinews.com , juga menghadirkan website fotografi www.menatapaceh.com, dan video di www.serambinewstv.com .

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.