3 Kuliner Khas Aceh Yang Mulai Dilupakan Generasi Muda
aceh.my.id - Aceh
tidak hanya terkenal dengan panorama alamnya yang begitu indah, tapi juga
terkenal dengan berbagai kuliner cita rasa yang begitu memanjakan lidah. Kopi
Arabika dan Mie Aceh contohnya, kuliner khas aceh yang sudah mendunia.
Selain Kopi Arabika dan Mie Aceh banyak kuliner khas aceh lainnya yang sudah
mulai dilupakan oleh generasi muda. Zaman
terus berkembang. Globalisasi masuk dalam sendi-sendi kehidupan sosial
masyarakat di Aceh. Tentunya tidak dapat dihindari adanya pengaruhnya masuk
budaya asing dan kearifan lokal di Aceh kian memudar. Tak terkecuali juga
berpengaruh terhadap kebiasaan mengonsumsi makanan, terutama paska-Aceh dilanda
tsunami 10 tahun lalu.
Akhir-akhir ini selera anak muda sudah beralih
untuk mengonsumsi makan siap saji yang instan. Kebanyakan dari makanan siap
saji itu merupakan kuliner yang hadir dari kebudayaan asing, sehingga kuliner
tradisional Aceh kian dilupakan. Berikut merupakan 3 kuliner khas Aceh yang mulai dilupakan oleh generasi muda. Bahkan sebagian tidak tahu bahwa 3 kuliner ini merupakan khas Aceh
1. Subang Gadeng
Nama subang gadeng sendiri berasal dari bahasa Aceh; subang yang berarti
kerabu/anting, dan gadeng yang artinya gading. Arti keseluruhannya adalah
“kerabu berwarna gading”. Ya, nama tersebut memang merujuk kepada bentuk dan
warna kue subang gadeng yang mirip kerabu bundar berwarna gading. Konon pada zaman dahulu, kerabu yang biasa dipakai sebagai perhiasan
telinga oleh perempuan Aceh memang umumnya berbentuk bundar.
Cara membuat
subang gadeng ini cukup gampang, bahan-bahannya juga dapat diperoleh dengan
mudah di pasar; yaitu ubi jalar, tepung ketan, gula merah, santan, telur, daun
pandan, gula pasir, dan garam. Warna gading sejatinya dihasilkan dari ubi jalar
yang berwarna oranye, namun bukan berarti ubi jalar ungu tidak bisa dijadikan
pengganti. Rasanya sama saja, kok!
Salah satu penganan yang cukup terkenal dari Aceh adalah Apam (Serabi).
Dalam tradisi masyarakat Aceh, penganan Apam ini sering dimasak saat menghadapi
bulan Rajab yang disebut di Aceh dengan bulan Apam. Seluruh masyarakat Aceh
menggelar kenduri Apam pada bulan tersebut. Apam tersebut lalu dibagi-bagikan
pada tetangga dan orang fakir miskin lainnya. Akan tetapi seiring
perkembangan zaman, kebiasaan masyarakat Aceh mengadakan kenduri Apam kian
terkikis. Bahkan banyak generasi muda saat ini menjadi asing dengan makanan
khas tersebut.
3. Sie Reuboh
Sie Reuboh pada dasarnya sebuah makanan tradisional Aceh yang sangat
sederhana. Masakan ini hanya direbus sampai matang dengan dibumbui bawang
merah, bawang putih, cabe rawit, cabe merah dan merica.
Lalu setelah digiling dengan penggiling batu
giling tradisional sampai halus, semua bumbu itu dimasukkan ke dalam daging
rebus tersebut. Selain itu, sembari merebus daging tersebut juga diberikan cuka
secukupnya secara bertahap selama waktu direbus. Konon katanya menurut
literatur yang ada, Sie Reuboh ketika masa kerajaan dulu merupakan makanan
pasukan tentara saat hendak pergi berperang.
Setiap tentara saat berperang, selalu saja
dibekali dengan Sie Reuboh. Alasan logis mengapa dibekali dengan Sie Reuboh.
Hal ini mengingat Sie Reuboh bisa tahan dalam jangka waktu lama. Sehingga
menguntung bagi tentara kerajaan yang berperang. Selain itu, saat
berperang juga membutuhkan energi dan stamina yang kuat. Sie Reuboh dari Sapi
dan Kerbau bisa memenuhi asupan gizi dan energi yang dibutuhkan oleh tentara
kerajaan kala itu.[Areev]
Ayo kita lestarikan kuliner khas Aceh !
Sumber :
- http://www.kompasiana.com/bebyharyantidewi/subang-gadeng-penganan-aceh-yang-hampir-punah_5520a670a33311dd4646d163
- http://www.merdeka.com/peristiwa/apam-kuliner-khas-aceh-yang-mulai-dilupakan-generasi-muda.html
- http://www.merdeka.com/peristiwa/sie-reuboh-masakan-tradisional-aceh-kian-dilupakan.html
Leave a Comment