Kenalkan 6 Calon Gubernur Aceh 2017

aceh.my.id - Pilkada serentak 2017 semakin dekat, nantinya pilkada serentak akan di ikuti oleh sekitar 101 Daerah, termasuk provinsi Aceh dan kabupaten kota yang ada di Aceh, sedangkan provinsi Aceh sendiri sudah memiliki 6 pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang telah mendaftar ke KPU Aceh

Sebelum kita menentukan pasangan mana yang akan kita pilih ada lebih baiknya kita berkenalan dahulu dengan satu persatu calon pemimpin provinsi Aceh yang mendatang, jangan sampai kita salah menentukan pilihan, karena 5 menit memilih saat pencoblosan menentukan nasib Aceh selama 5 tahun


Disini aceh.my.id kami akan coba memaparkan profil singkat masing calon Gubernur Aceh 2017 nanti, semoga dengan adanya profil-profil ini bisa membuat para pembaca sekalian tidak salah pilih, seperti yang dikatakan tadi bahwa salah pilih 5 menit bisa membuat Aceh menjadi salah selama 5 tahun, jangan biarkan itu terjadi Langsung saja inilah profil 6 calon Gubernur Aceh 2017 :

1. Abdullah Puteh
Abdullah Puteh adalah putra bungsu dari  alm. Tengku Haji Imam Puteh yang merupakan mantan anggota DPR-RI dan anggota pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Lahir di Aceh Timur  4 Juli 1948 Abdullah Puteh memperoleh gelar sarjana dari Akademi Teknik Pekerjaan Umum (ATPUT) Bandung pada tahun 1974, kemudian beliau melanjutkan pendidikan di ITB Bandung.

Abdullah Puteh (serambinews.com)
Abdullah Puteh sempat menjabat sebagai Ketua Umum DPP KNPI, Ketua Umum Apjati, Sekjen DPP Partai Golkar, anggota DPR-RI mewakili Partai Golongan Karya pada tahun 1979. Pada Pemilu 1982 ia kembali terpilih untuk duduk di DPR. Abdullah Puteh sempat menjadi Wakil Ketua Komisi V dan juga Wakil Sekretaris Fraksi Golongan Karya. Setelah turun dari kursi anggota DPR RI, ia sempat menjadi pengusaha hingga pada tahun 2000, ia terpilih menjadi Gubernur Aceh dengan memperoleh 33 suara dari 54 anggota DPRD Aceh.

Ketika menjabat sebagai Gubernur Aceh priode 2000–2004 Abdullah Puteh pada tanggal 7 Desember 2004 dijebloskan ke rutan Salemba, Jakarta karena dituduh melakukan korupsi dalam pembelian 2 buah helikopter PLC Rostov jenis MI-2 senilai Rp 12,5 miliar hingga pada 11 April 2005, dia divonis hukuman penjara 10 tahun oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Saat vonis hakim dibacakan, Puteh berada di rumah sakit karena baru selesai dioperasi prostatnya. Segera setelah putusan tersebut dikeluarkan, Departemen Dalam Negeri memberhentikan Puteh sebagai Gubernur. Sebelumnya ia hanya dinonaktifkan. Pada tanggal 18 November 2009, Abdullah Puteh secara resmi bebas bersyarat dari Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.

Dan kini Abdullah Puteh kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur Aceh priode 2017 dengan mengandeng Sayed Mustafa sebagai wakilnya.

2. Irwandi Yusuf
drh. Irwandi Yusuf M.Sc. lahir di Bireuen, Aceh, 2 Agustus 1960 juga merupakan  mantan Gubernur Provinsi Aceh, priode  2007-2012. Irwandi Yusuf menamatkan pendidikan setara sekolah menengah pertama, dia melanjutkan ke Sekolah Penyuluhan Pertanian di Saree dan kuliah di Faktultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Aceh dan meraih gelar sarjana  pada 1987, kemudian ia sempat menjadi dosen pada 1989 di jurusan yang sama hingga Ia memperoleh beasiswa untuk melanjutkan S-2 di College of Veterinary Medicine State University (Universitas Negeri Oregon), Amerika Serikat.

Irwandi Yusuf (acehterkini.com) 
Irwandi Yusuf  merupakan salah satu mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka dan dipercaya menduduki posisi Staf Khusus Komando Pusat Tentara GAM dari tahun 1998-2001.  Keterlibatan Irwandi sebagai Staf Khusus Komando Pusat Tentara GAM membuat ia berurusan dengan aparat keamanan Indonesia dan ditangkap pada awal 2003. Ia divonis 9 tahun dalam kasus Makar. bencana Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004, membuat ia berhasil lolos dari penjara Keudah, Banda Aceh kemudian melarikan diri ke Finlandia, dan ia diberikan tugas oleh petinggi GAM di Swedia sebagai Koordinator Juru Runding GAM. Saat rapat pertama Aceh Monitoring Mission, dia tampil sebagai koordinator Juru Runding GAM di Aceh (2001–2002).

Dalam pelantikan Irwandi sebagai Gubernur Aceh 2017 lalu dihadiri oleh beberapa mantan kombatan dan sipil GAM juga para aktivis Sentral Informasi Referendum Acheh (SIRA), Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan Djalil dan sejumlah anggota DPR-RI seperti Ferry Mursidan Baldan, Ahmad Farhan Hamid, serta Nasir Djamil. Undangan dari luar negeri di antaranya Duta Besar Inggris, Duta Besar Kanada, Duta Besar Finlandia, serta Wakil Duta Besar Amerika Serikat, perwakilan lembaga internasional, seperti Bank Dunia dan perwakilan dari Uni Eropa.

Dan kini di Pilkada 2017 ia kembali maju menjadi calon gubernur Aceh bersama Nova Iriansyah

 3. Muzakir Manaf
Muzakir Manaf  lahir di Seunudon, Aceh Utara, Aceh, 3 April 1964 merupakan  tokoh pejuang GAM. Dia pernah menjabat sebagai Panglima Gerakan Aceh Merdeka menggantikan Abdullah Syafi'i yang wafat pada 22 Januari 2002.  Muzakir Manaf  ia lebih dikenal dengan sebutan Mualem. Pada masa perang Aceh, gelar Mualem disematkan kepada seseorang yang memiliki pengetahuan tinggi tentang ilmu kemiliteran, yang memiliki kemampuan untuk melatih pasukannya. Pada masa damai sekarang, orang Aceh masih juga menyebut Muzakir Manaf sebagai Mualem.

Muzakir Manaf  : (acehterkini.com)
Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Aceh 2012  Muzakir Manaf  menjadi calon wakil Gubernur bersama dr. Zaini Abdullah, dalam pilkada 2012 tersebut pasangan ini memiliki perolehan suara terbanyak hingga menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih . Mualem juga menjabat sebagai Ketua KPA (Komite Peralihan Aceh), Sekaligus juga Ketua Umum Partai Aceh, sejak 2007 hingga sekarang.

Mualem sudah terlibat dalam perjuangan Aceh bersama GAM sejak usia muda. Sejak 1986 hingga 1989, bersama beberapa pemuda Aceh pilihan lainnya, Mualem dikirim ke Libya untuk mengikuti pendidikan militer di Camp Tajura. Di sana, ia juga pernah dipercayakan menjadi pengawal Muammar Qadafi.

Ketika kembali ke Aceh, sama seperti kombatan GAM lainnya, Mualem bergeriliya dari satu hutan ke hutan lainnya. Keberadannya begitu sulit dideteksi oleh aparat keamanan. Kala itu, aparat keamaan pernah beberapakali mengumumkan bahwa Muzakir Manaf telah tewas, namun nyatanya Mualem kemudian muncul di tempat lain dalam kondisi sehat wal afiat.

Dan kini di Pilkada 2017 ia kembali maju menjadi calon gubernur Aceh bersama TA Khalid

 4. Tarmizi A Karim
Tarmizi Karim lahir di Lhoksukon, Aceh Utara, 24 Oktober 1956, pernah menjadi Bupati Aceh Utara periode 1998-2004 dan 2005-2006. Pria lulusan S-2 Manajemen Pembangunan American University Washington DC, Amerika Serikat, pernah menjadi  Staf Ahli Mendagri bidang Ekonomi dan Keuangan dan ia pun pernah dilantik menjadi Pejabat Gubernur Kalimantan Timur pada tahun 2008.

Tarmizi A Karim : (klikkabar.com)
Pada tahun 2012 Tarmizi Karim juga pernah menjadi PLT  Gubernur Aceh, dan pada tahun ini Tarmizi Karim kembali dipercayakan menjadi PLT Gubernur Kalimantan Selatan, Pengisian posisi Penjabat Gubernur Kalsel dilaksanakan karena masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalsel Rudy Ariffin dan Rudi Resmawan berakhir pada 8 Agustus 2015. Mendagri Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa tugas utama Pj Gubernur Kalsel adalah menjaga suksesnya pilkada serentak dan menjalin komunikasi dengan pemimpin daerah,  tokoh masyarakat dan ulama. Ada 13 kabupaten dan kota di Kalsel yang ikut pilkada serentak tahun 2015 ini.

Dan kini di Pilkada 2017 ia maju menjadi calon gubernur Aceh bersama T Machsalmina Ali

5. Zaini Abdullah
Dr. H. Zaini Abdullah lahir di Beureunun, Kabupaten Pidie, Aceh pada 24 April 1940, ia merupakan Gubernur Aceh ke-16 yang bertugas sejak dilantik pada 25 Juni 2012. Selain menjabat sebagai Gubernur Zaini juga merupakan mantan seorang dokter dan komandan Gerakan Aceh Merdeka, zaini menjadi orang kedua yang memimpin Aceh (Gubernur Aceh - read) setelah konflik.

Zaini Abdullah : (kanalaceh.com)
Pada tahun 1976, DR Tgk H Hasan Muhammad Tiro memproklamirkan GAM. Dr Zaini yang saat itu berstatus sebagai dokter langsung bergabung dalam barisan perjuangan yang menentang kesewenang-wenangan pemerintah pusat terhadap Aceh. Keterlibatan Dr. Zaini tak terlepas dari dari kecintaanya kepada Aceh,  konsep pembebasan dan mensejahterakan rakyat Aceh yang diusung Wali Nanggroe Hasan di Tiro begitu melekat dalam jiwanya, dalam masa-masa perjuangan bersama GAM ada begitu banyak rintangan dan cobaan yang dihadapi, bersama para pejuang-pejuang GAM lainnya, ia terus diburu. Foto Zaini disebar hingga ke pelosok-pelosok desa, Tak ada jalan lain selain bergeriliya ke hutan-hutan selama berhari-hari, minggu, hingga berbulan-bulan.

Namun aparat keaman sama sekali tak berhasil mengendus keberadaan Dr. Zaini. Semua itu tak terlepas dari peran masyarakat di sekitarnya yang menutup keberadaan Dr. Zaini. Pada tahun 1981, dr. Zaini memilih untuk hijrah ke luar negeri, Selain karena kondisi Aceh semakin tak kondosif akibat operasi militer yang digelar pemerintah RI di Aceh, kepergiannya ke luar negeri juga bagian dari membangun diplomasi internasional, mengkampanyekan kesewenang-wenangan pemerintah RI di Aceh.

Dan kini di Pilkada 2017 Zaini kembali maju menjadi calon gubernur Aceh bersama Nassarudin

Baca Juga : Biografi Lengkap Zaini Abdullah

6. Zakaria Saman
Zakaria Saman lahir  Keumala Dalam, Kabupaten Pidie, 1 Januari 1946, ia menghabiskan sebagian hidupnya di luar negeri,  Ketika dikejar-kejar aparat keamanan Indonesia  Zakaria melarikan diri ke Swedia bersama Zaini Abdullah.  ia  bersembunyi di Swedia hingga menjadi warga negara  swedia. 

Hasan Tiro kemudian menunjuk Zakaria Saman menjadi menteri pertahanan GAM, Namanya kala itu kerap disebut-sebut aparat keamanan, karena dituduh terlibat memasok senjata api ke Aceh. Dia mengaku masuk anggota ‘Grup 42", yakni kombatan GAM yang mendapat pelatihan militer pertama sekali di Swedia, tahun 1985.
Zakaria Saman : (serambinews)
Zakaria saman yang juga akrab dengan sebutan Apa Karya suatu ketika itu pertemuan ‘Kesepakatan untuk Penghentian Permusuhan’ antara Pemerintah RI dengan GAM di Tokyo gagal mencapai kesepakatan. Kegagalan pertemuan yang difasilitasi The Henry Dunant Center dan negara-negara donor (Amerika Serikat, Jepang, Uni Eropa, dan Bank Dunia) itu akhirnya berbuah darurat militer di Aceh. Dulu di Partai Aceh, perannya juga tergolong besar. Bersama dengan Zaini Abdullah  dan Malik Mahmud, Zakaria menduduki posisi Tuha Peuet, yang punya wewenang memutih-hitamkan partai

Dan kini di pilkada 2017 Apa Karya akan maju sebagai calon gubernur bersama Teuku Alaidinsyah

Notebook
1. Posisi profil masing-masing calon diikuti pada abjad nama calon
2. Diolah dari berbagai sumber : serambinews.com / id.wikipedia.com / merdeka.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.