Tahu Kamu Orang Aceh, 3 Hal ini akan Jadi Pertanyaan
aceh.my.id - Ketika kita memulai
berinteraksi dengan masyarakat luar, umumnya masyarakat luar Aceh akan bertanya
banyak hal seputar Aceh hal ini dikarenakan mereka ingin lebih mengetahui
informasi Aceh secara penuh langsung kepada masyarakat Aceh sendiri selain iytu
juga bertujuan untuk membuat kita saling mengenal antar daerah dan untuk
membangun topik dan menambah pengetahuan kita atau pengetahuan mereka seputar
daerah lain di Indonesia.
Indonesia Negara
kepulauan yang memiliki begitu banyak suku bangsa yang memmiliki ratusan
kebudayaan yang begitu unik, oleh sebabnya sekedar membaca rasanya kurang
memberi gambaran khusus daerah yang ingin kita ketahui seuk beluknya, walaupun media memang
sering mengeksplorasi berbagai hal yang ada di setiap daerah di Indonesia mulai
dari sabang hingga mauroke, hal tersebut sebenarnya begitu berbeda dengan ketika kita bertanya langsung kepada orang yang asli dari daerah tersebut
Setelah mengetahui
sekilas informasi yang bisa kita
dapatkan dari berbagai sumber hal-hal yang ada di suatu daerah memang rasanya
belum cukup, sehingga sering ketika kita berjumpa dengan masyarakat asli daerah
tersebut kita akan bertanya lebih lengkap informasi seputar hal tersebut,
mungkin hingga seluk beluknya, selain untuk menambah informasi dan akurasi dari
berita awal yang sekilas kita dapat dari sumber-sumber tertentu ini juga
berguna untuk bisa saling berinteraksi antar berbagai daerah
Bagi kamu yang sedang
merantau atau memang punya teman dari luar daerah yang sudah menetap di Aceh
atau sekedar sedang jalan-jalan di Aceh pastinya kalian akan sering mendapatkan berbagai macam
pertanyaan seputar Aceh yang mereka sendiri sebelumnya hanya mendatkan
informasi tersebut secara sekilas, dan disinilah peran kita sebagai orang Aceh
mestinya kita bisa menjawab, dan meluruskan berbagai hal yang salah dari
informasi yang mereka dapatkan apabila salah, dan pertanyaan umum tersebut
meliputi :
1. Apakah
Islam di Aceh bergitu ketat ?
Mungkin inilah
pertanyaan pertama yang akan dilontarkan masyarakat luar ketika mengetahui kamu
asli dari Aceh, biasa dari pertanyaan tersebut ikut melahirkan
pertanyaan-pertanyaan lainnya seperti, apakah di Aceh mesti memakai jilbab
untuk perempuan? apakah lelaki tidak boleh memakai celana pendek? apakah disana
tidak boleh pacaran? Dan jawaban dari pertanyaan tersebut bisa beragam menurut
pribadi yang menjawab, dan ketika penulis pernah bahkan sering ditanyakan hal
demikian maka dengan santai penulis menjawab :
Memang benar Islam di
Aceh begitu ketat, namun untuk persoalan ibadah dan ketawaannya itu kembali ke
masing-masing pribadi, di Aceh pemerintah telah berupaya dengan sekuat tenaga
untuk menjadikan Aceh sebagai provinsi syariah Islam, dalam hal ini pemerintah
membentuk polisi syariah (wilayatul hisbah) mereka memiliki tugas dan tanggung
jawab untuk menengakan syariat islam secara kaffah di serambi mekkah, mereka
sering merazia masyarakat yang melanggar syariat Islam seperti merazia
perempuat yang berpakaian ketat atau menampakan aurat, hal ini juga sama bagi
pria yang menggunakan celana pendek, atau juga sering mereka merazia pasangan-pasagan yang bukan muhrim yang berdua-duaan
Selain itu ketika waktu shalat jum’at para polisi
syariah perempuan memberikan peringatan bagi lelaki untuk segera menuju mesjid untuk melaksanakan shalat jum’at dan juga merazia toko-toko yang masih aktif di saat waktu
shalat jum’at. Dan di saat bulan ramadhan mereka juga merazia warung makan yang
buka saat siang hari
Disini penulis juga
tidak menyinggah bahwa memang upaya penegakan syariah Islam di Aceh tidak 100%
berjalan, sehingga tidak bisa penulis mebenarkan bahwa Syariat Islam di Aceh
jalan mulus, penulis hanya menegaskan bahwa pemerintah telah berupaya, namun
tidak menutup kemungkinan ada satu dua masyarakat yang tidak menjalankan, namun
dengan upaya pemerintah yang begitu baik membuat masyarakat mulai bisa dan
mengikuti dengan aman dan lancar, dan akhirnya semua kembali kepada masyarakat,
dengan mayoritas penduduk muslim di Aceh seharusnya bisa menjadikan Aceh
sebagai suri tauladan bagi provinsi lain yang ingin menjalankan syariah dengan
kaffah.
2. Apakah
kamu ikut terkena tsunami ? kalau kena, bisa selamat gimana
Musibah tsunami yang
melanda Aceh 2004 silam memang masih sedikit meninggalkan luka yang mendalam
bagi Aceh, seantero negeri mendengar dan telah mengetahui musibah yang
mahadahsyat tersebut, hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya ombak laut
yang menerjang hingga ke pemukiman warga hingga ke kota, dan yang paling luar
biasa adalah ketika mesjid tetap aman tanpa rubuh sedikitpun disaat bagunan
lain disekitarnya pada hancur, dan inilah pertanyaan kedua yang sering akan
ditanyakan ketika mengetahui kamu dari Aceh, menurut pengalaman penulis
menjawab begini :
Alhamdulillah penulis
tidak terkena tsunami, ini disebabkan tempat penulis tinggal jauh dari laut,
namun yang pasti adalah penulis ikut merasakan dengan begitu jelas goncangan
gempa, dan itul adalah gempa pertama yang penulis rasakan, FYI saat itu penulis
masih duduk dikelas 2 SD bisa dibayangkan bagaimana polosnya penulis saat itu,
belum mengetahui apapun, dan tepatnya ketika itu hari minggu 26 Des 2004, penulis
sedang menonton film doraemon dan tiba-tiba merasakan goncangan yang begitu
hebat.
3. Apakah
masih ada GAM di Aceh
Gerakan Aceh Merdeka,
atau biasa disebut GAM memang sudah lama tidak ada lagi di Aceh tepatnya
setelah MoU Helsinki 15 Agustus 2005, namun pemberitaan tentang GAM masih
terdengar di media-media nasional maupun lokal sehingga ini menjadi salah satu
pertanyaan tersendiri bagi mereka, mungkin yang terakir begitu heboh adalah Din
Minimi salah satu mantan kombatan GAM yang kembali ke gunung yang bertujuan
meminta keadilan pada pemerintah Aceh, dan terakhir Din Minimi turun setelah
dijemput langsung oleh Kepalan BIN sutyoso, mungkin dari berbagai
pemberitaan inilah yang membuat GAM
menjadi salah satu pertanyaaan mereka , dan dengan santai penulis menjawab :
Setelah MoU Helsinki GAM tidak ada lagi, hanya saja mantan kombatan GAM masih ada, mereka sekarang
umumnya adalah para pemimpin Aceh, seperti ada yang menjadi Gubernur, Wagub, Bupati dls. Aceh saat ini sudah aman, tidak ada lagi yang namanya konflik dan
perperangan, Aceh saat ini telah mengakui bahwa kami adalah bagian dari NKRI,
buktinya telah banyak kontribusi Aceh untuk Indonesia
Selain tiga hal
tersebut masih banyak hal lain yang dipertanyakan mereka ketika mengetahui kita
orang Aceh, ada pertanyaan-pertanyaan yang begitu sulit dijawab sehingga penuis
memilih tidak menjawab dan diam, itulah hal yang bijak yang bisa kita lakukan
ketika tidak mengetahui detail suatu permasaahan lebih baik diam dan tidak
memberi tanggapan yang salah ini memiliki efek yang sangat besar ketika kita
menjawab suatu yang salah dari fakta sesungguhnya.
Leave a Comment