Bulek Lamno Keturunan Portugis di Aceh Jaya
aceh.my.id - Bulek Lamno itulah sapaan akrab mereka, Ini dikarena warna mata
mereka memang berbeda dengan warna mata sebagian besar penduduk Aceh khusunya
dan Indonesia umumnya. Tak ada yang tahu
pasti bagaimana keturunan mata biru itu ada di pedalaman desa di bawah kaki Gunung
Geureute, Aceh Jaya ini
Namun menurut catatan sejarah ada dua versi cerita tentang asal
usul keberadaan orang Portugis di Lamno. Versi pertama mengatakan Portugis
datang ke Aceh untuk menjajah pada tahun 1519 dan menikah dengan penduduk
setempat, sedangkan versi kedua mengatakan sebuah kapal perang Portugis yang berisikan
ratusan prajurit terdampar di perairan Lamno. kemudian Raja Daya yang berkuasa
pada saat itu menyelamatkan prajurit dan menerima mereka menjadi penduduk
setempat, dengan syarat harus memeluk agama Islam.
Marco Polo dalam petualangan pelayaran keliling dunianya tahun
1292-1295 juga pernah singgah di kerajaan Daya dan menulis buku tentang
kebesaran kerajaan Daya berbaur dengan prajurit Portugis di Lamno, hal ini
menurut catatan sejarah yang ada di pusat dokumen induk Aceh
sumber: kaskus image |
Kabupaten Aceh Jaya dan khususnya kecamatan Jaya dan kecamatan
Indra Jaya terdapat beberapa desa yang dihuni oleh penduduk keturunan Portugis
yang pada abad ke-14 sampai ke-16 terdampar di daerah kerajaan Daya. tidak
semua penduduk Lamno yang berada di kecamatan Jaya, kabupaten Aceh Jaya
memiliki postur tinggi, berhidung mancung, berambut pirang, berkulit putih dan
bermata biru kecoklatan. ciri tersebut hanya dimiliki oleh penduduk asli Daya
keturunan Portugis.
Masyarakat dan kerajaan Daya menahan tentara Portugis, lalu
mereka menikah dengan orang-orang yang berada di sekitar kerajaan Daya.
Desa-desa yang menjadi basis keturunan Portugis penduduknya yaitu desa Ujong
Muloh, Kuala Daya, Gle Jong, Teumareum dan Lambeso, ini umumnya hampir semua
perempuan dan laki-lakinya berciri khas kulit putih, rambut pirang dan hidung
mancung." Sementara prianya ditambah dengan berbulu di tangan dan bulu
dada yang tebal.
Lamno sebuah wilayah yang terletak di pesisir Barat Aceh,
berjarak 86 kilometer dari kota Banda Aceh,. Adat istiadat bulek lamno ini sama
dengan penduduk Aceh lainnya, hanya saja sedikit dialek bahasa yang membuat
penduduk keturunan Portugis ini menjadi berbeda. bahasa masyarakat Lamno
berbeda dengan bahasa yang ada di kota, orang keturunan Portugis itu
menggunakan dialek bahasa Daya. Umpamanya kalo kamo (kami), bahasa Lamnonya
kame atau kamey, (hari ini) uronyo disebut uronyee.
Bencana Tsunami yang menerjang Aceh pada 2004 silam membuat
banyak bulek lamno tewas direnggut gelombang tsunami dan sebagian lagi juga
pindah ke kota lain di Aceh. misalnya saja sebelum tsunami di desa Kuala Lam
Besoe, ada sekitar dua ribu orang keturunan portugis ini namun kini jumlah
mereka bisa dihitung dengan jari.
Iya Brader pasti dijaga... :)
BalasHapus